Profil Desa Jotangan

Ketahui informasi secara rinci Desa Jotangan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Jotangan

Tentang Kami

Profil Desa Jotangan, Bayat, Klaten. Mengupas peran sentralnya sebagai sentra kerajinan gerabah dan keramik tradisional, warisan budaya yang diukir dari tanah liat Pegunungan Jiwo, dan denyut ekonomi berbasis warisan turun-temurun.

  • Sentra Utama Gerabah dan Keramik

    Jotangan merupakan pusat utama dan paling terkenal untuk industri kerajinan gerabah dan keramik tradisional di Bayat dan seluruh Kabupaten Klaten.

  • Ketergantungan Geologis

    Keunggulan industri keramiknya ditopang oleh ketersediaan tanah liat berkualitas tinggi yang bersumber dari formasi Pegunungan Jiwo, menghubungkan secara erat antara geologi, keterampilan, dan mata pencaharian.

  • Ekonomi Berbasis Warisan

    Desa ini memiliki ekosistem ekonomi yang unik, di mana keterampilan mengolah tanah liat menjadi produk jadi dijalankan secara turun-temurun, menjadi warisan budaya sekaligus sumber penghidupan utama bagi sebagian besar warga.

XM Broker

Desa Jotangan, yang terletak di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, adalah sebuah anomali geografis dan budaya. Berada di kawasan yang dikenal akan kekayaan sejarah Islamnya (Sunan Bayat) dan keunikan geologisnya (Pegunungan Jiwo), Jotangan menemukan identitasnya yang paling kuat di dalam bumi itu sendiri. Desa ini secara harfiah mengukir kehidupannya dari tanah liat, menjadi sentra tak terbantahkan bagi industri gerabah dan keramik tradisional di Klaten. Jotangan adalah sebuah panggung budaya di mana tradisi, keterampilan tangan dan geologi berpadu, menghasilkan sebuah denyut ekonomi yang autentik dan sarat akan warisan leluhur.

Warisan Keterampilan dari Tanah Liat Bayat

Jauh sebelum Bayat dikenal sebagai pusat ziarah modern, kawasan ini telah menjadi pusat pembuatan tembikar dan keramik. Desa Jotangan, khususnya padukuhan-padukuhan tertentu seperti Padukuhan Bego, adalah episentrum dari warisan keterampilan ini. Keterampilan mengolah tanah liat menjadi berbagai benda kerajinan telah diwariskan secara lisan dan praktik selama beberapa generasi, menjadikan hampir setiap rumah tangga di sentra produksi sebagai bengkel kerja.Keunggulan keramik Jotangan terletak pada bahan bakunya. Tanah liat yang digunakan bersumber dari wilayah perbukitan di sekitar Bayat, yang merupakan bagian dari formasi geologi Pegunungan Jiwo yang unik. Kualitas tanah liat ini dikenal lentur, mudah dibentuk, dan menghasilkan produk yang kuat setelah melalui proses pembakaran, memberikan karakter khas pada kerajinan yang dihasilkan. Keterkaitan yang erat antara tanah, keterampilan, dan produk inilah yang membuat industri keramik di Jotangan begitu istimewa.

Proses Produksi: Dari Lempengan Tanah Menjadi Mahakarya

Proses produksi di Desa Jotangan adalah sebuah gambaran komplit dari industri kerajinan tradisional. Prosesnya dimulai dari ekstraksi tanah liat dari perbukitan, yang kemudian diolah, dijemur, dan dicampur. Setelah siap, tanah liat dibentuk menjadi berbagai produk dengan menggunakan teknik tradisional maupun semi-modern.Para perajin ulung di Jotangan menggunakan perbot atau roda putar tradisional untuk membentuk produk-produk seperti jambangan, pot bunga, cobek, dan berbagai perlengkapan dapur. Setelah dibentuk, produk dikeringkan di bawah sinar matahari dan kemudian memasuki tahap pembakaran. Proses pembakaran di dalam tungku (kiln) tradisional dengan suhu yang tepat adalah tahap krusial yang menentukan kekuatan dan warna akhir keramik. Produk yang dihasilkan terbagi menjadi dua kategori besar: gerabah (barang-barang utilitas tanpa glasir) dan keramik (barang-barang dekoratif atau seni dengan glasir). Seluruh proses ini menciptakan sebuah rantai ekonomi yang padat karya dan melibatkan hampir seluruh anggota keluarga.

Ekosistem Ekonomi dan Pemberdayaan Komunitas

Industri keramik di Jotangan telah membentuk sebuah ekosistem ekonomi yang ulet. Desa ini tidak hanya menghasilkan produk mentah, tetapi juga menjadi pusat pengolahan, penjualan, dan pemasaran. Perekonomian ditopang oleh kelompok-kelompok usaha rumahan yang melibatkan pembagian kerja yang jelas antara laki-laki (biasanya dalam proses penyiapan bahan, pembakaran, dan penjualan jarak jauh) dan perempuan (dalam proses pembentukan, penghalusan, dan pengglasiran).Pemerintah Desa Jotangan dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) secara proaktif berupaya menjaga keberlanjutan industri ini. Upaya yang dilakukan meliputi pelatihan desain untuk menyesuaikan produk dengan tren pasar modern, bantuan pemasaran melalui pameran, serta edukasi tentang manajemen usaha. Selain itu, potensi pengembangan wisata edukasi, di mana pengunjung dapat mencoba langsung membuat gerabah, juga mulai dirintis untuk memberikan nilai tambah dan pengalaman baru bagi desa.

Geografi dan Batas Wilayah di Kaki Pegunungan JiwoDesa Jotangan memiliki luas wilayah 1,98 kilometer persegi (198 hektare). Secara geografis, desa ini terletak di zona transisi antara dataran
Desa Jotangan memiliki luas wilayah 1,98 kilometer persegi (198 hektare). Secara geografis, desa ini terletak di zona transisi antara dataran

rendah dan kawasan perbukitan (Pegunungan Jiwo) di bagian timur laut Kecamatan Bayat. Letak ini memberikan keuntungan akses terhadap bahan baku utama, yakni tanah liat berkualitas.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klaten, desa ini dihuni oleh 4.105 jiwa. Dengan luas wilayahnya, tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 2.073 jiwa per kilometer persegi.Batas-batas wilayahnya meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Bandungan

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Kujon

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Krakitan

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Wiro

Pertanian dan Sektor Non-Keramik Lainnya

Meskipun industri keramik menjadi daya tarik utama, sektor pertanian tetap hadir sebagai penopang kehidupan dan ketahanan pangan. Sebagian warga masih aktif menggarap lahan, yang sebagian besar merupakan lahan kering atau tegalan, yang menghasilkan palawija seperti jagung, singkong, dan kacang-kacangan. Pertanian di sini berperan sebagai penyeimbang, memberikan stabilitas ekonomi primer di tengah fluktuasi pasar kerajinan.Selain itu, perekonomian desa juga didukung oleh sektor jasa dan perdagangan yang melayani kebutuhan industri keramik, seperti penjualan bahan baku tambahan (glasir, pewarna) dan jasa transportasi untuk pengiriman produk ke berbagai kota.Sebagai penutup, Desa Jotangan adalah sebuah mahakarya yang tercipta dari interaksi panjang antara manusia dan bumi. Di desa ini, tradisi tidak hanya sekadar dikenang, tetapi dihidupi setiap hari melalui ritme roda putar dan panasnya tungku pembakaran. Jotangan adalah penjaga api kerajinan keramik Klaten. Masa depan desa ini terletak pada kemampuannya untuk mengintegrasikan keterampilan warisan dengan inovasi desain dan pariwisata berbasis pengalaman, memastikan bahwa kisah tentang bagaimana kehidupan diukir dari tanah liat akan terus diceritakan kepada generasi mendatang.